Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

DESEMBER, AKU,LUKA DAN DIA.

Desember. Hai. Bagaimana kabarmu? Ah pasti kau baik baik saja. Setelah melepas aku, kau terlihat nyata begitu bahagia. Ah aku jadi merasa seperti beban bagimu. Beban kebahagiaanmu. Maafkan aku. Tapi, se-membebani itu kah aku di dalam hidupmu? Hingga rasa tega itu tak ada kasihnya sama sekali. Ah lagi pula aku tak butuh kasihmu. Harus sekali menyakiti aku supaya aku melangkah pergi? Iya? Begitu? Jika begitu, kenapa awalnya mengajak berlari? Kau tau aku kan, aku ini lemah. Kau pasti tau itu. Seharusnya setelah kau tau aku lemah dalam berlari, kau berhenti dan menungguku, bukanya malah berlari meninggalkanku,menyusul yang dapat berlari kencang denganmu. Seharusnya kau tidak seperti itu. Desember. Hai. Setelah kau berlari kencang dan menemukan yang yang kuat diajak berlari. Apakah menyenangkan? Ah aku rasa iya. Kau terlihat begitu bahagia ya. Ah aku jadi bahagia melihatnya, walau sisi lain diriku secara nyata terluka. Tapi demi dirimu bahagia, aku rela. Hanya luka saja. Hanya. A

Des(end)ber

Desember. Hai. Apa kabar? Aku tak benar benar merindukanmu. Sungguh. Niatku hanya menyapa. Itu saja tak lebih. Semoga kau selalu tetap bahagia, ya. Jangan luka, cukup aku saja. Seperti dulu, sebelum, saat dan setelah (tidak lagi) bersamaku. Entah mengapa rasa benci ku tak pernah  bisa sebesar rasa ingin memilikimu. Apa ini yang dinamakan pembodohan diri yang di atas namakan rasa 'menyayangi ? Menyakitkan rupanya. Hah. Tapi sudahlah,lupakan. Kini kita telah menemukan bahagia sesungguhnya (sesuai dengan keinginan; itu bagimu tidak bagiku) . Yang ku sesali dari ini sebelum kau pergi, aku tak mengucapkan kalimat 'selamat tinggal ' dengan sungguh sungguh. Karena itulah, sampai saat ini,masih ada rasa yang menganjal tertinggal di bagian dimana saat menatapmu otomatis  ada yang berdetak. Oh kau tidak perduli ya? Ah aku juga tidak minta kau perdulikan,sebenarnya. Walaupun begitu, percayalah. Dari detik kau datang ,pergi hingga hari ini, kau masih yang terpilih. Ak